Postingan

DIA..

Terjebak oleh rasa yang terbelenggu dengan kenyamanan yang tak pasti Oleh harapan yang bahkan aku sendiri tak tau jawabannya Dan kini terjadi (lagi).. aku terjebak pada kisah yang sama kisah dimana aku hanya bisa menganggumi dan berharap tanpa aku tau bagaimana dia danbahkan  aku tak mengerti sedikitpun tentang semuanya tentang dia, tentang hidupnya, bahkan tentang rasa yang dia hadirkan

Tulisan..

Fikiran itu hanya muncul begitu saja Seperti darah yang mengalir di setiap denyut nadi ku Seperti nafas yang selalu aku hirup dan aku buang begitu saja, tanpa adanya hitungan waktu Ya.. ketika tak satupun yang aku anggap dapat mengerti akan semua hal terjadi Ketika itulah jari jemari mulai menari di atas papan berabjad Menyusun kata-kata, dan perlahan mulai menyampaikan semua yang di rasa Seperti seolah-olah ada yang aku ajak bicara, aku menulis penuh dengan emosi, Seperti ada yang menghiburku, dan aku tiba-tiba tersenyum bahkan tertawa, sambil berkata "Ini Konyol, dari sekian banyak manusia di dunia ini, hanya tulisan yang dapat menenangkanku" Tapi inilah kenyataannya.. Tulisan bukan sekedar kata-kata yang di rangkai menjadi sebuah kalimat indah lalu di beri judul Tulisan adalah teman hidup yang bisa menerangkan banyak hal ketika kita membisu Yang bisa menggambarkan bagaimana kisah kita Yang membuat kita  tersenyum ketika kita kembali membaca kisah membaha...

Hujan Kerinduan..

Mentari tersenyum menyeringai Hembusan angin mulai menyeret gumpalan uap dunia di atas sana Menutupi senyum sengit di langit yang mulai menggelap Entahlah,. Seperti mengerti apa yang sedang terjadi Suhu bumi seakan berubah secara tidak wajar Langit gelap disana mulai meneteskan airmatanya Menghadirkan dingin yang menusuk sanubari Menghadirkan pula ingatan manis tentangnya Saat dulu kita masih bersama Saat dulu kehadirannya sangat kita nantikan Saat kita berlarian berkejaran penuh tawa di bawah rintiknya Disana..terdapat cerita di setiap tetesnya Terdapat tawa di setiap kehadirannya Bahkan terdapat harapan di setiap kepergiannya Meski hari berlalu termakan oleh waktu Namun hadirnya masih selalu ku nanti Bedanya, kali ini aku hanya menanti seorang diri Tak ada lagi berlarian berkejaran penuh tawa di bawah rintiknya Tak ada lagi kebahagiaan di sana Yang ada hanyalah aku yang berdiri seorang diri Berdiri di bawah rintiknya Bukan.. bukan untuk bersenang senang, Melai...

yang telah hilang..

Dulu, kita adalah pelangi Yang terlihat indah saat bersama, Namun kini, Kita hanya sebuah angin yang terbang ke berbagai arah berbeda Ingatkah kalian ? Saat kita masih bersama ? Tertawa di bawah sinar mentari Bercanda di bawah tetesan air hujan ? Ingatkah kalian ? Saat kita berjalan bersama, dan saling bergandeng tangan, ? Tak peduli terik menyengat, Tak peduli angin menusuk, Tak peduli seberapa jauh, Dan tak peduli seberapa lama kita berjalan ? Yang di pedulikan hanya satu tujuan Yaitu “Kebersamaan” Hari ini adalah hari kesekian kita berpisah Raga kita mungkin memang berdekatan Tapi kita tak lagi saling mengenal Bahkan aku pun tak tau apakah “kita” masih ada bagi kalian ? Atau mungkin hanya ada “kalian” saat ini ? Mungkin semua terlalu biasa untuk kita Semua kisah kita tak ada yang berarti Tapi di saat seperti ini lah semua yang tak berarti menjadi sesuatu yang berharga Semua yang tak berarti menjadi satu kenangan indah disana...

Mengais Masa Lalu

Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masa lalu Memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja Seakan-akan sosokmu nyata Menjelma menjadi pahlawan kesiangan Yang merusak kebahagiaan Dalam kenangan kau seret aku perlahan Menuju masa yang harusnya aku lupakan Hingga aku kelelahan Hingga aku sadar bahwa aku sedang dipermainkan Inikah caramu menyakitiku? Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku? Apa dengan melihat tangisku itu berarti bahagia buatmu? Apa dengan menorehkan luka di hatiku berarti kemenangan bagimu? Siapa aku di matamu? Hingga begitu sulit kau melepaskanku dari jeratanmu Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia? Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan? Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan? Kapan kau ajari aku kebebasan? Ajari aku caranya melupakan! Meniadakan segala kecemasan Meniadakan segala kenangan Nyatanya derai air m...

Last Child - Tak Pernah Ternilai

Gambar
Kau menyiksaku disini Dalam rasa bersalah yang kini Membunuhku secara perlahan Kau selalu menghindar dari Aku yang selalu mencoba Ungkapkan semua lewat Tatap mata ini Ternyata maafmu tak pernah Pantas untukku Kau anggap aku tak ada Dan kau tak pernah Mengenal diriku Setidaknya diriku pernah berjuang Meski tak pernah ternilai Dimatamu .... Setidaknya ku pernah menanti Terkapar melawan Sepi hatiku Yang tak pernah bisa berhenti Mencintaimu Kau menghukum hati ini Hati yang dulu kau Yakini takkan pernah Kecewakanmu Kau memutuskan tuk pergi Belum ku sempat memohon Dan mengemis Agar kau tetap disini Ternyata sedalam itu Kau benci diriku Kau anggap ku tak terlihat Meski ku tepat di depan matamu Setidaknya ku pernah menanti Terkapar melawan Sepi hatiku Yang tak pernah bisa berhenti Mencintaimu Setidaknya diriku pernah berjuang Meski tak pernah ternilai Dimatamu .... Setidaknya ku pernah menanti Terkapar melawan Sepi hatiku Yang tak pernah bisa berhenti Mencintaimu

Gunung Api Purba Nglanggeran

Gambar
senja tiba dengan membawa warna jingganya membuka malam,,, sekeping hati mengancangkan rencana arah manakah yang di tuju,, ku mulai langkah kan kaki, memantapkan tekad,, mendaki bukit raksasa ini,, di saksikan dedaunan mengalun ria seakan ikut merasakan indahnya malam,, yang ditiup desahan angin,, kaki ini terus berjalan walau keringat mulai bercucuran,, di terangi indahnya sinar rembulan nan jauh disana,,, tanpa sadar,, malam menyapa semakin larut,, dengan lantunan suara jangkrik menabuh riang nikmati malam,, Di sini kita berkenalan, di sini kita saling membantu, tak ada musuh, tak ada lawan, semua kawan, kita satu irama, satu nafas menapaki bukit raksasa ini, tiada lelah tiada putus asa hanya ada tekad yang bulat untuk mencapai puncak itu , Dan di puncak ini kita bersatu, kita terhempas, kebersamaan...dan kebebasan... puncak nglanggeran puncak nglanggeran with my uncle, and my sister